Wednesday, August 12, 2009

Breeders' question:"what's next?" (my personal program)

Untuk breeder yang memiliki keinginan meninggalkan "tanda-tangan"nya di dunia cat fancy dengan membentuk suatu bloodline yang teruji (proven bloodline) pertanyaan yang seharusnya dicarikan jawaban untuk setiap generasi yang dihasilkan adalah;"ke mana arah breeding saya selanjutnya? Apa yang harus saya perbaiki dari bloodline saya? Apa karakteristik yang harus diperkuat dan apa karakteristik yang perlahan harus saya hilangkan?"

Untuk setiap generasi - setiap anakan yang dipilih untuk "ditahan" ;seorang breeder selayaknya memiliki bayangan dengan pejantan/betina mana kucing tersebut akan dipacakkan.

"Try to finish the construction before you could start to think about the colour" ("usahakan untuk menyelesaikan bangunannya dahulu sebelum mulai berpikir akan dicat dengan warna apa") adalah saran yang saya dapatkan dari Satu Hamalainen untuk pertanyaan saya:"mana yang harusnya lebih dulu kita perbaiki dari bloodline yang ingin kita bangun; tipe atau warna?"

Sekali lagi diperlukan kebijaksanaan dalam menyikapi pertanyaan dan jawaban di atas. Penting untuk dipahami bahwa sejak awal saya sebagai cat breeder memilih untuk mengarahkan program pembiakan saya agar menghasilkan kucing-kucing Persia dengan varian warna utama cream, blue dan blue tortie. Jawaban dari Ms. Satu Hamalainen pun diberikan dengan pemahaman kami akan sulitnya mencari materi indukan yang dihasilkan dari program pembiakan khusus untuk ketiga varian warna tersebut.

Di saat mayoritas "breeder" tidak cukup sabar untuk sesegera mungkin mendapatkan piala di kontes atau menghasilkan kucing bertitel champion; program-program pembiakan untuk warna-warna yang membutuhkan tingkat homozigositas relative tinggi tidak lagi menarik. Sedemikian besarnya keinginan mayoritas breeder untuk mendapatkan hasil instan sehingga varian2 warna yang "hanya" membutuhkan 2 allel dilute resesive (dd) mengalami penurunan populasi yang sangat drastis. Kebanyakan breeder menghasilkan kucing Persian self dilute hanya secara kebetulan; baik itu dari memacakkan 2 ekor kucing dengan warna self dominant dengan tingkat peluang menghasilkan anakan self dilute hanya 0 - 25 %, atau memacakkan kucing berwarna self dominant dengan kucing berwarna self dilute dengan peluang menghasilkan anakan self dilute antara 0 - 50 %.

Menyikapi hal tersebut saya "dipaksa" untuk lebih fokus memperbaiki tipe pada hasil program pembiakan saya dan sementara sebisa mungkin "mengabaikan" pola warna. Tentu saja sebisa mungkin mengabaikan pola warna tidak berarti saya akan memacakkan dua ekor kucing tanpa pertimbangan mengenai pola warna yang akan dihasilkan. Sebisa mungkin mengabaikan pola warna lebih berarti saya memberikan sedikit kelonggaran dan "memasukkan" kucing-kucing dengan pola warna yang "tidak akan" saya masukkan apabila saya sudah fokus pada pengembangan kualitas warna dan pola pada program pengembang-biakkan saya. Semuanya adalah proses latihan dan pembelajaran jangka panjang dimana seorang pembiak harus terus menjaga keseimbangan antara perkembangan tipe dan warna ke arah yang diinginkan.

Pada titik ini saya dapat mengabaikan harapan saya untuk sebisa mungkin menghindari out crossing dengan kucing-kucing berpola warna tabby, atau setidaknya menghindari lebih dari 1 kali out crossing dengan kucing-kucing berpola tabby untuk setiap 2 generasi. Kenapa? Karena setidaknya saya pribadi tidak terlalu keberatan menjalani proses untuk menghilangkan "silvery tip" yang akan muncul pada kucing-kucing berwarna self yang dihasilkan dari out crossing dengan kucing-kucing tabby. Di sisi lain saya tetap sebisa mungkin menghindari out crossing dengan kucing-kucing colour pointed alias Himalayan Persian. Kenapa? Karena saya pribadi tidak menginginkan colour tone yang terlalu tidak merata (terlalu kuat pada bagian-bagian kepala, kaki dan ekor) pada kucing self dan warna mata yang hijau kekuningan sebagai ciri khas kucing-kucing CPC pada program pembiakan saya. Memperbaiki 1 (satu) kelemahan (silvery tip pada kucing self yang dihasilkan dari outcross dengan kucing tabby) masih lebih baik dari pada memperbaiki 2 kelemahan (colour tone yang tidak merata dan warna mata yang salah yang umum terjadi pada kucing-kucing CPC) bukan?

Untuk memperbaiki tipe pada program pembiakan yang saya lakukan; saya harus berterima kasih kepada saudara-saudara, sahabat-sahabat saya dari Kunamon Cattery, pasangan suami dan istri: PB Setiawan dan Tri Prasetyawati untuk CFA Ch Kunamon Le Grand Esprit (Spree) yang pada anakan pertamanya menunjukan breeding value yang saya butuhkan untuk memperbaiki tipe pada kucing-kucing saya. Target jangka pendek Zissura Cattery untuk 3 generasi selanjutnya adalah mendapatkan hasil inline breeding dari Spree. Karakteristik yang ingin dipertahankan; bentuk secara umum dan sifat yang familliar. Karakter yang ingin ditambahkan sebagai hasil out cross; ukuran yang lebih besar, proporsi kepala terhadap badan yang lebih besar. Karakteristik yang ingin dihilangkan; ekspresi gen wide band.

Bagaimana detil rencana saya untuk melakukan inline breeding dari Spree? Hmmmmm..... Rencana itu sudah ada di dalam kepala saya.... Seiring berjalannya waktu dan langkah demi langkah dilakukan; mungkin Anda juga akan bisa mengetahui dan mengikutinya.

Sunday, January 11, 2009

Available; 3 female Exotic kittens looking for pet loving home

Saat ini Zissura Cattery memiliki 3 ekor anak kucing Exotic betina yang mencari keluarga baru. Mereka akan ditempatkan sebagai PET, dengan kontrak. Silahkan menghubungi Zissura Cattery apabila Anda:
* Bersedia mensteril anak kucing tersebut (kami bisa mensterilkan untuk Anda sebelum dijemput)
* Setuju untuk tidak akan memindahtangankan, baik menjual kembali atau pun menghibahkan tanpa sepengetahuan dan ijin dari Zissura Cattery.
* Bersedia dan siap memberikan perawatan yang layak sepanjang umur kucing tersebut.

Ketiga anak kucing tersebut adalah anak dari CFA Ch. Kunamon Le Grand Esprit (Black Silver Tabby Bicolour, Exotic) dan Zissura Princess Millenia (Blue Tortie, Persian).

Zissura Cattery dapat dihubungi di 021 8775 6937

Update : Zissura Princess Eorendil (Exo female, black tabby) sudah ada yang approach. Doain semoga keluarga yang tepat ya.....?!?! Hiks, my biggest baby girl, nanti papa sering2 tengok kamu khog....

Sunday, May 11, 2008

An enjoyable year with Spree.

Terasa ga terasa; sudah hampir setahun Kunamon Le Grand Esprit menjadi bagian dari keluarga Zissura Cattery dan pastinya juga jadi bagian hidup saya pribadi. Yupe, tanggal 28 Mei 2008 Spree dan Stella akan berusia genap 1 tahun!!!
Selain kegembiraan yang diberikan Spree kepada saya setiap hari dengan tingkah-polahnya yang tetap seperti kitten, lari ke sana-sini, loncat-loncat dan sebagainya. Juga komentar keluarga mengenai Spree yang dalam persiapan CFA Show kemaren di Sentul jadi sangat putih bersih dan tambah ganteng.

Huehehehehe.....Photo yang di atas itu first attempt nya Spree untuk kawin..... And? Gagal total padahal waktu itu saya bantu dia untuk bisa ngerti posisi yang bener. Tapi tanggal 5-8 April kemaren dalam masa-masa persiapan untuk CFA show dia mencoba lagi dengan betina yang sama. Sekali ini ga dibantu, cuma membiarkan dia mencoba semua cara yang dia mau.... And? Berhasil!!! Ga ketahuan kapan dia berhasil "mencetak skor", mungkin seperti penjelasan seorang dokter hewan yang saya kenal:" kawin 20 kali belum tentu hamil, kawin sekali bisa saja hamil. Jadi biarkan saja mereka mencoba!"


Spree kelihatannya belum puas dengan kebahagiaan dan excitement menunggu anak-anak pertamanya yang akan lahir hanya beberapa hari dari ulang tahun pertamanya. Ya, Spree masih memberikan kebanggaan lebih dengan meraih 2 Winners Ribbons di CFA Show pertama di Indonesia yang diadakan di Sentul kemaren.


Whoaaaa.... Thank you so much for everything Spree.... Thank you my friends PB Setiawan and wife who entrusted me with such a boy!








Wednesday, November 14, 2007

Sejarah pet food, cat food... cat food... dan cat food. (bag II)

Pada bagian I artikel dengan judul yang sama sudah dijelaskan bagaimana asal mula industri pet food, terutama dog food dan cat food sejak awal sampai menjadi industri bernilai ratusan juta US $.

Sebagai-mana bidang usaha yang lain, tingkat keuntungan yang menarik ditambah dengan kemungkinan pertumbuhan pasar yang besar menarik lebih banyak lagi "pemain" baru dalam bidang ini.

Kesamaan industri baru ini dengan industri yang lain tidak terbatas hanya pada daya tariknya bagi para investor, namum juga pada berlakunya teori-teori umum seperti adanya lebih banyak produsen akan menimbulkan persaingan-persaingan dalam memperebutkan pangsa pasar (market share) . Produsen-produsen tersebut tidak hanya bersaing dengan memberikan harga yang lebih kompetitif, namun juga berusaha meningkatkan image produk mereka, meningkatkan kualitas produk, memberikan nilai lebih dalam pelayanan dengan membentuk dan mensupport "klub-klub" yang beranggotakan konsumen mereka, memberikan berbagai macam bentuk hadiah apabila breeder merekomendasikan produk mereka kepada orang tua baru dari anak-anak kucing yang dire-home, dan berbagai cara lainnya.

Pada awal abad 20 Raw Foodism mulai berkembang dan penelitian untuk mendukung atau pun menolak pola makan ini mulai dilakukan beberapa dekade kemudian. Pada tahun 1933 E.B Forbes mengatakan dalam makalahnya bahwa memasak merusak kekenyalan makanan, sehingga makanan menjadi mudah melekat di gigi kemudian mengalami pembusukan yang merusak gigi. Lebih jauh lagi memasak membuat makanan menjadi lebih lembut sehingga mengurangi peran gigi dalam mengunyah - yang lambat laun akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan jaringan darah disekitar rahang. Hasil akhirnya adalah kerusakan struktur gigi dan rahang.

Pada tahun 1936 seorang dokter gigi bernama Weston A. Price menuliskan hasil pengamatannya dalam makalah berjudul Nutrition and Physical Degeneration dimana dia mengungkapkan bahwa pada generasi pertama yang merubah pola makan dengan meninggalkan makanan tradisional yang kaya nutrisi struktur gigi dan rahang mereka tidak mengalami masalah, namun anak-anak mereka akan mulai memiliki masalah struktur gigi dan rahang, serta pembusukan gigi yang diakibatkan pola diet modern mereka yang tidak cukup memberikan asupan gizi.

Perkembangan paham raw foodism pada akhirnya meluas dan secara umum kita mengenal istilah "back to nature". Banyak breeder, dokter hewan dan peneliti yang mulai menganalisi apakah cat food yang dihasilkan oleh pet food industry benar-benar mendekati apa yang sudah dimakan oleh kucing selama proses evolusinya sampai menjadi bagian kehidupan manusia.

Meskipun diet kucing di hutan lebih banyak terdiri dari tikus, namun tikus yang dimakan oleh seekor kucing tiap hari tidak mengandung nutrisi yang sama persis. Tikus-tikus yang menjadi mangsa kucing kemungkinan sudah memakan makanan-makanan yang berbeda-beda. Penelitian menunjukkan bahwa tikus di hutan yang tidak terjamah manusia tidak memakan biji-bijian seperti yang dimakan manusia;jagung, beras, beras merah, atau pun gandum. Saat pohon-pohon di hutan berkembang, tikus seperti juga beberapa jenis burung berkesempatan memakan benih-benih yang banyak mengandung minyak dan kacang-kacangan serta hijauan segar - disamping serangga dan buah-buahan yang merupakan menu diet utama mereka.

Dengan perut yang beratnya hanya berkisar antara 5-9 % keseluruhan berat tubuh mereka dan diet yang lebih banyak tersusun atas serangga dan buah-buahan, tikus hanya memakan sedikit sekali benih-benih dari pepohonan hutan - sekitar 1-3% dari berat tubuhnya, itu pun hanya pada waktu-waktu tertentu.

Berangkat dari perkembangan pengetahuan mengenai kucing dan pola diet alami kucing industri cat food mengalami perkembangan-perkembangan. Hal ini dapat dilihat dari bermunculannya merk-merk cat food yang mengklaim formulanya sebagai formula yang holistic, kemudian adanya merk-merk yang menggunakan "human quality meat", bahkan organic meat. Beberapa merk bahkan memilih untuk mendapatkan sertifikasi dari badan-badan selain AAFCO - ada yang mendapatkan sertifikasi USDA (United States Department of Agriculture), yang lain mendapatkan sertifikasi USFDA (United States Food and Drugs Administration). Apabila di buku-buku tentang memelihara kucing yang sudah lama diterbitkan kita menemukan bahwa makan kucing terdiri dari Premium Quality, Branded Quality dan Generic Quality; saat ini kita bisa menemukan buku-buku atau artikel-artikel yang membagi cat food ke dalam lebih banyak kelompok berdasarkan kualitasnya. Selain itu di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa juga bermunculan industri-industri skala rumah tangga yang memproduksi " home made cat food", baik itu dalam bentuk sederhana yang terdiri dari daging yang sudah dipotong-potong dan tulang serta organ dalam yang sudah digiling, sampai dengan bentuk yang sudah siap untuk dihidangkan - sudah ditambahkan dengan supplemen-supplemen yang diperlukan.

Penarikan banyak merk pet food (dog food dan cat food) beberapa waktu yang lalu merupakan ujian bagi merk-merk cat food produksi pabrikan-pabrikan besar. Kalau sebelumnya kita sering mendengar bahwa masing-masing merk memproduksi bahan-bahan yang mereka gunakan sendiri (ayam, domba, sapi, sayuran dan biji-bijian dari farm milik sendiri) maka insiden racun tikus dan melamin dalam jagung yang mereka gunakan membuktikan bahwa biji-bijian tersebut tidak hanya tidak mereka produksi sendiri, namun berasal dari negara yang sangat jauh - yang mampu menyuplai jagung dengan harga lebih murah bahkan setelah ditambah biaya pengiriman.
Pertanyaan selanjutnya menjadi; apakah ada produsen cat food yang benar-benar peduli pada kesehatan konsumennya (tentu saja maksud saya konsumen yang memakan - bukan konsumen yang membeli....)?. Bukan sekedar mencetak keuntungan sebesar mungkin dengan menggunakan bahan termurah dan hanya "memberikan yang terbaik" dalam program iklan mereka?

Kalau saya menempatkan diri di posisi produsen cat food maka sebelum saya meningkatkan kualitas produk, pertanyaan-pertanyaan yang akan saya ajukan ke diri sendiri adalah:"siapa yang membeli produk saya? Apakah para pembeli tersebut cukup "canggih" dalam memilih produk? Apa mereka cukup memiliki pengetahuan atau setidaknya ide dasar mengenai apa yang dibutuhkan oleh kucing-kucing mereka?". Selama jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah "tidak", sepanjang promosi penjualan yang gencar plus nilai tambah - nilai tambah sampingan lainnya memberikan kontribusi lebih besar daripada kualitas produk; kenapa produsen harus repot-repot meningkatkan kualitas produknya? Toch sejarah industri pet food membuktikan bahwa bahkan dengan hanya menggunakan kuda-kuda sisa perang dan hewan yang mati karena sakit atau pun di euthanasia oleh penampungan hewan pun industri ini masih berkembang menjadi industri besar?


Wednesday, October 24, 2007

Sejarah pet food, cat food...cat food... dan cat food. (bag I)

Saya percaya kita semua, saya dan Anda yang membaca weblog saya setidaknya pernah melihat orang memberi makan kucing, atau karena Anda memelihara kucing maka secara kontinu berurusan dengan makanan kucing - atau sama seperti saya dan beberapa teman saya; Anda mungkin pernah sangat pusing karena makanan kucing?

Bisa dikatakan sepanjang bulan Agustus dan September saya menghabiskan sekitar 8 jam setiap akhir pekan..... untuk "bersenang-senang" membuat lebih dari 8 kilogram makanan kucing karena menghilangnya satu merk makanan kucing yang berslogan;'the first grain free cat food" itu.

Kemudian saat mudik ke rumah orang tua untuk berlebaran saya sempat bertemu seorang teman yang kebetulan juga seorang cat breeder yang sudah jauh lebih lama memelihara kucing dibandingkan saya. Saat saya bertanya mengenai merk makanan yang dia berikan pada kucing-kucingnya dan dia menyebutkan sebuah merk, saya tertegun. Tanpa bisa ditahan (ya.... mulut saya memang hampir selalu bergerak sangat cepat....) saya bertanya;"Oh, jadi Anda tidak keberatan kucing yang Anda sayang-sayang, yang katanya ibarat anak sendiri - makan jagung? Anda membeli cat food sedemikian mahal dan bahan yang tercantum paling depan adalah "corn"?"

Setibanya kami di sebuah pet shop di Jakarta (beginilah "nasib" breeder - Lebaran bukan jalan-jalan ke rumah saudara dan kerabat; malah pergi ke pet shop....) saya menanyakan kapan kira-kira merk cat food yang sudah "menyiksa" saya dengan menghilang dari peredaran tersebut akan tersedia lagi. Jawabannya;"Barangnya sudah ada di Tanjung Priok, tapi tertahan - tidak bisa keluar karena menunggu health clearance dari produsennya sehubungan dengan merebaknya wabah penyakit sapi - PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) di negara tempat produsen cat food tersebut", demikian pemilik pet shop tersebut menjelaskan.

Kenapa memilih makanan kucing komersial sedemikian memusingkan untuk saya, meskipun sudah ada merk-merk makanan kucing "premium" bahkan "super premium"?. Artikel ini ditulis untuk berbagi dengan Anda semua apa yang saya pelajari mengenai makanan kucing komersial selama ini.

Sejarah industri makanan hewan peliharaan.
Sejarah industri makanan hewan peliharaan komersial tidak bisa dilepaskan dari James Spratt, seorang ahli peralatan listrik berkebangsaan Amerika Serikat yang tinggal di London pada tahun 1860. Dia melihat anjing-anjing memakan remahan-remahan biskuit yang dibuang di sekitar pelabuhan. Hal inilah yang memberikan ide bagi dirinya untuk mulai memperkenalkan biskuit yang dibuat khusus untuk anjing. Pada tahun 1890 perusahaannya sudah berkembang demikian pesat.
Meskipun perkembangan industri makanan hewan peliharaan berkembang pesat namun baru menarik perhatian umum secara besar-besaran pada awal tahun 1900-an. Setelah Perang Dunia I daging kuda kalengan diperkenalkan di Amerika Serikat dibawah merk Ken-L Ration sebagai usaha untuk membuang kuda-kuda yang mati. Pada tahun 1930 makanan kucing dalam kaleng dan makanan anjing berbentuk daging kering diperkenalkan oleh Gaines Food Co.
Perang Dunia II hampir saja menghancurkan industri makanan hewan peliharaan dalam kaleng karena kebijakan untuk mengutamakan penggunaan logam untuk kepentingan perang, namun selepas Perang Dunia II industri makanan hewan peliharaan dalam kaleng tidak lagi terbendung dan berkembang sangat pesat - penjualan dengan segera mencapai angka US $ 200 juta! Makanan hewan peliharaan saat itu terutama dijual dalam bentuk makanan basah dalam kaleng, namun pada tahun 1956 makanan hewan peliharaan dalam bentuk pellet diperkenalkan. Pada dasarnya makanan ini adalah makanan basah yang diolah sampai kemudian bisa dibentuk menjadi pellet - kemudian disemprot dengan zat-zat nutrisi sintetis untuk menggantikan kandungan nutrisi alami yang hilang selama proses pembuatan.
Sampai disini Anda sudah mengetahui alasan pertama mengapa memilih makanan kucing komersial sangat membingungkan untuk saya; karena kucing selama proses evolusinya yang memakan waktu sedemikian panjang berkembang untuk menjadi hewan pemangsa yang memakan makanan dengan kandungan nutrisi alami - bukan nutrisi sintetis.

Sunday, October 21, 2007

IBD (Inflammatory Bowel Disease)

Kucing muntah atau diare? Biasanya pemilik kucing memberikan reaksi beragam, mulai dari;"Ah, biasa khog kucing memang kadang-kadang suka muntah dan/atau tapi kemudian membaik sendiri. Biarkan saja" sampai langsung membawa kucing yang muntah ke dokter hewan.

Kenyataannya serangan muntah dan diare yang kronis menyebabkan dehidrasi, yang apabila tidak ditangani dapat mengancam kelangsungan hidup kucing.


Ada banyak hal yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan pada kucing, tapi Inflammatory Bowel Disease (IBD) adalah penyebab masalah pencernaan yang umum pada kucing. Meskipun dapat menyerang kucing pada usia berapa pun; kucing berusia menengah sampai tua lebih rentan terhadap penyakit ini.


Apakah IBD?

IBD adalah penyakit yang baru dikenali pada kucing dan disebutkan dalam literatur-literatur veteriner terbaru. Penyebab penyakit ini belum ditentukan secara pasti, namun berbagai teori telah dikemukakan. Di antara teori-teori tersebut yang banyak mendapat dukungan dari para akademisi mengatakan bahwa IBD adalah penyakit yang secara tidak langsung diakibatkan oleh sistem reaksi sistem imune hipersensitif yang tidak mampu membedakan antigen-antigen, termasuk bakteri saluran pencernaan dan makanan.


Adapun di antara hal-hal yang mengakibatkan aktivitas sistem imune berlebihan adalah; cedera, infeksi, parasit, alergi makanan, jamur atau kanker.

Secara mikroskopis IBD ditandai dengan perembesan sel-sel yang meradang ke dalam dinding (mucosa) saluran pencernaan. Perembesan ini dapat mengakibatkan infeksi lebih lanjut atau merembesnya protein ke dalam dinding saluran pencernaan.
Gejala-gejala IBD:
  1. Muntah

  2. Diare

  3. Kehilangan berat badan

  4. Nafsu makan yang normal / bertambah

  5. Suara perut

  6. Kotoran yang berwarna kehitaman dan lembek

  7. Kembung (karena pendarahan di saluran pencernaan)

  8. Nafas yang bau (halitosis)

  9. Rasa haus berlebihan

  10. Rasa sakit di perut
Perawatan:
Untuk memperbaiki pencernaan kucing dengan IBD diperlukan perawatan melalui obat-obatan dan makanan (diet).

Biasanya dokter hewan akan meresepkan prednisone untuk menekan aktivitas imune sistem dan mengurangi peradangan. Konsultasikan dengan dokter hewan Anda dosis awal dan rencana penurunan dosis-nya, tentunya dokter hewan Anda mungkin akan perlu melakukan pengujian-pengujian ulang untuk mengetahui perkembangan kondisi saluran pencernaan kucing kita tersayang. Sadari bahwa perawatan IBD yang tidak tuntas hanya akan membuat masalah yang sama kembali menyiksa kucing tersebut.

Sedangkan untuk dietnya diperlukan serangkaian test untuk mengetahui makanan yang memicu aktivitas sistem imune berlebihan yang selanjutnya harus dihindari dalam diet kucing tersebut - makanan kucing komersial yang banyak dicurigai sebagai pemicu kebanyakan kasus IBD mendorong berkembangnya pemeliharaan kucing secara alami; baik itu dalam bentuk makanan kucing komersial generasi terbaru yang lebih alami (organic dan holistic) dan lebih mendekati pola makan kucing di alam atau pun makanan kucing yang dibuat sendiri oleh pemilik kucing.

Thursday, October 4, 2007

European Burmese

Anda seorang pemilik kucing ras? Atau Anda seorang breeder atau pembiak kucing ras? Kucing dari ras apa yang Anda miliki atau kembang-biakkan?

Kebanyakan dari pemilik dan pembiak kucing ras di Indonesia memiliki atau mengembang-biakkan kucing Persian atau Exotic sebagai ras yang paling diminati di Indonesia sampai dengan saat ini.

Tapi kalau Anda ditanya;"Kalau suatu saat Anda memutuskan untuk memiliki/mengembang-biakkan lebih dari 1 ras, berapa banyak ras yang akan Anda miliki/kembang-biakkan? Ras apa yang akan Anda pilih?"

Untuk Anda yang hanya ingin memiliki
kucing mungkin pertanyaan di atas menjadi lebih sederhana untuk dijawab. Anda dapat memiliki kucing dari lebih banyak ras berbeda, karena Anda tidak mengembang-biakkan mereka.

Tapi kalau pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan kepada saya maka jawabannya adalah:"Saya adalah seorang pembiak kucing. Saat ini saya memiliki kucing dari ras Persian dan Exotic - meskipun ke depannya saya akan mengarahkan breeding program saya ke Persian. Kalau suatu saat saya menilai diri saya mampu dan layak untuk memiliki dan/atau mengembang-biakkan lebih dari satu ras kucing maka ras ke-dua yang akan saya pilih adalah Burmese. Lebih tepatnya European Type Burmese".

Kenapa Burmese?

1. Pola warna yang indah dan unik.
Burmese adalah ras kucing yang dibedakan dari ras yang lain karena pola warna unik (Sephia) yang dihasilkan oleh kombinasi gen cbcb. Berbeda dengan pola warna colourpoint (cscs) dimana bagian-bagian tubuh selain pointed area berwarna putih (ivory atau milk white) - pada pola warna sephia bagian-bagian tersebut tetap berwarna sama dengan bagian-bagian pointed area, hanya intensitas warnanya lebih rendah. Hasilnya adalah pola warna dimana terbentuk gradasi dari bagian-bagian pointed area ke bagian-bagian tubuh yang berwarna lebih muda.

CFA (Cat Fanciers' Association) mengakui 4 (empat) varian warna yaitu; Sable (Brown), Champagne (Chocolate), Blue dan Platinum (Lilac).

Sedangkan FIFe mengakui 10 (sepuluh) varian warna yaitu: Black (BUR n), Blue (BUR a), Chocolate (BUR b), Lilac (BUR c), Red (BUR d), Cream (BUR e), Black Tortie (BUR f), Blue Tortie (BUR g), Chocolate Tortie (BUR h) dan Lilac Tortie (BUR j).

My favourite colours with Burmese? Percaya tidak percaya tapi preferensi saya untuk warna pada ras ini berbeda dengan preferensi warna saya pada ras Persian. Pada ras in varian warna favourite saya adalah Lilac dan Chocolate - dua varian warna yang justru kurang menarik minat saya pada ras Persian. Lalu kenapa pada ras Burmese justru menjadi luar biasa menarik? Setidaknya untuk saya pribadi warna coklat terlihat lebih menarik kalo dikombinasikan dengan pola colourpoint (cscs) atau sephia/burmese pattern (cbcb), sedangkan warna lilac sangat menarik kalau dikombinasikan dengan pola sephia (cbcb).

2. Bentuk yang lebih "alami".
Standar ras Burmese untuk bentuk badan adalah modified oriental, tidak terlalu kurus, langsing seperti Siamese, tapi juga tidak terlalu membulat dan lebar seperti Persian dan Exotic. Seorang sahabat yang juga breeder Burmese mengatakan bahwa breeder Burmese terkadang tertidur saat menunggui kelahiran anak-anak kucing dan saat terbangun semua anak kucing sudah lahir dengan selamat dan sudah bersih serta kering.

3. Tempramen.
Burmese dikenal sebagai "kucing yang mudah dilatih seperti anjing". Mereka dikenal mudah dilatih untuk tidak memasuki daerah tertentu dan latihan-latihan lain dimana kucing-kucing dari ras-ras lain dikenal "memiliki kemauannya sendiri". Meskipun tetap terdapat perbedaan karakter pada tiap-tiap individu tapi tetap secara umum ras ini dikenal memiliki sifat seperti yang saya sebutkan di atas.

Persian adalah ras yang paling menarik minat saya, terutama varian-varian self dilute (Blue, Cream dan Blue Tortie), Burmese adalah ras ke-dua yang paling menarik perhatian saya terutama varian Lilac dan Chocolate.

Kucing, apa pun rasnya, bagaimana pun bentuknya adalah mahluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa..... dan bagian dari bumi ini, bagian dari kehidupan manusia....

Tidak ada kucing yang terlalu jelek untuk dicintai dan dirawat sepenuh hati, yang ada hanyalah hati manusia yang terlalu kecil dan tidak memiliki kemampuan untuk mencintai seperti kucing mencintai manusia....