Wednesday, August 12, 2009

Breeders' question:"what's next?" (my personal program)

Untuk breeder yang memiliki keinginan meninggalkan "tanda-tangan"nya di dunia cat fancy dengan membentuk suatu bloodline yang teruji (proven bloodline) pertanyaan yang seharusnya dicarikan jawaban untuk setiap generasi yang dihasilkan adalah;"ke mana arah breeding saya selanjutnya? Apa yang harus saya perbaiki dari bloodline saya? Apa karakteristik yang harus diperkuat dan apa karakteristik yang perlahan harus saya hilangkan?"

Untuk setiap generasi - setiap anakan yang dipilih untuk "ditahan" ;seorang breeder selayaknya memiliki bayangan dengan pejantan/betina mana kucing tersebut akan dipacakkan.

"Try to finish the construction before you could start to think about the colour" ("usahakan untuk menyelesaikan bangunannya dahulu sebelum mulai berpikir akan dicat dengan warna apa") adalah saran yang saya dapatkan dari Satu Hamalainen untuk pertanyaan saya:"mana yang harusnya lebih dulu kita perbaiki dari bloodline yang ingin kita bangun; tipe atau warna?"

Sekali lagi diperlukan kebijaksanaan dalam menyikapi pertanyaan dan jawaban di atas. Penting untuk dipahami bahwa sejak awal saya sebagai cat breeder memilih untuk mengarahkan program pembiakan saya agar menghasilkan kucing-kucing Persia dengan varian warna utama cream, blue dan blue tortie. Jawaban dari Ms. Satu Hamalainen pun diberikan dengan pemahaman kami akan sulitnya mencari materi indukan yang dihasilkan dari program pembiakan khusus untuk ketiga varian warna tersebut.

Di saat mayoritas "breeder" tidak cukup sabar untuk sesegera mungkin mendapatkan piala di kontes atau menghasilkan kucing bertitel champion; program-program pembiakan untuk warna-warna yang membutuhkan tingkat homozigositas relative tinggi tidak lagi menarik. Sedemikian besarnya keinginan mayoritas breeder untuk mendapatkan hasil instan sehingga varian2 warna yang "hanya" membutuhkan 2 allel dilute resesive (dd) mengalami penurunan populasi yang sangat drastis. Kebanyakan breeder menghasilkan kucing Persian self dilute hanya secara kebetulan; baik itu dari memacakkan 2 ekor kucing dengan warna self dominant dengan tingkat peluang menghasilkan anakan self dilute hanya 0 - 25 %, atau memacakkan kucing berwarna self dominant dengan kucing berwarna self dilute dengan peluang menghasilkan anakan self dilute antara 0 - 50 %.

Menyikapi hal tersebut saya "dipaksa" untuk lebih fokus memperbaiki tipe pada hasil program pembiakan saya dan sementara sebisa mungkin "mengabaikan" pola warna. Tentu saja sebisa mungkin mengabaikan pola warna tidak berarti saya akan memacakkan dua ekor kucing tanpa pertimbangan mengenai pola warna yang akan dihasilkan. Sebisa mungkin mengabaikan pola warna lebih berarti saya memberikan sedikit kelonggaran dan "memasukkan" kucing-kucing dengan pola warna yang "tidak akan" saya masukkan apabila saya sudah fokus pada pengembangan kualitas warna dan pola pada program pengembang-biakkan saya. Semuanya adalah proses latihan dan pembelajaran jangka panjang dimana seorang pembiak harus terus menjaga keseimbangan antara perkembangan tipe dan warna ke arah yang diinginkan.

Pada titik ini saya dapat mengabaikan harapan saya untuk sebisa mungkin menghindari out crossing dengan kucing-kucing berpola warna tabby, atau setidaknya menghindari lebih dari 1 kali out crossing dengan kucing-kucing berpola tabby untuk setiap 2 generasi. Kenapa? Karena setidaknya saya pribadi tidak terlalu keberatan menjalani proses untuk menghilangkan "silvery tip" yang akan muncul pada kucing-kucing berwarna self yang dihasilkan dari out crossing dengan kucing-kucing tabby. Di sisi lain saya tetap sebisa mungkin menghindari out crossing dengan kucing-kucing colour pointed alias Himalayan Persian. Kenapa? Karena saya pribadi tidak menginginkan colour tone yang terlalu tidak merata (terlalu kuat pada bagian-bagian kepala, kaki dan ekor) pada kucing self dan warna mata yang hijau kekuningan sebagai ciri khas kucing-kucing CPC pada program pembiakan saya. Memperbaiki 1 (satu) kelemahan (silvery tip pada kucing self yang dihasilkan dari outcross dengan kucing tabby) masih lebih baik dari pada memperbaiki 2 kelemahan (colour tone yang tidak merata dan warna mata yang salah yang umum terjadi pada kucing-kucing CPC) bukan?

Untuk memperbaiki tipe pada program pembiakan yang saya lakukan; saya harus berterima kasih kepada saudara-saudara, sahabat-sahabat saya dari Kunamon Cattery, pasangan suami dan istri: PB Setiawan dan Tri Prasetyawati untuk CFA Ch Kunamon Le Grand Esprit (Spree) yang pada anakan pertamanya menunjukan breeding value yang saya butuhkan untuk memperbaiki tipe pada kucing-kucing saya. Target jangka pendek Zissura Cattery untuk 3 generasi selanjutnya adalah mendapatkan hasil inline breeding dari Spree. Karakteristik yang ingin dipertahankan; bentuk secara umum dan sifat yang familliar. Karakter yang ingin ditambahkan sebagai hasil out cross; ukuran yang lebih besar, proporsi kepala terhadap badan yang lebih besar. Karakteristik yang ingin dihilangkan; ekspresi gen wide band.

Bagaimana detil rencana saya untuk melakukan inline breeding dari Spree? Hmmmmm..... Rencana itu sudah ada di dalam kepala saya.... Seiring berjalannya waktu dan langkah demi langkah dilakukan; mungkin Anda juga akan bisa mengetahui dan mengikutinya.