Tuesday, October 2, 2007

Am I a breeder?

"Jadi breeder-nya siapa? Yang bekerja merawat kucing-kucing di cattery tersebut, begadang menunggui kucing yang mau melahirkan atau yang punya uang dan membayar mereka yang bekerja?"

Pertanyaan tersebut menyeruak saat saya sedang chatting dengan seorang sahabat dan seorang teman baru dini hari ini.

Bukan tanpa alasan, pertanyaan tersebut muncul karena adanya seorang breeder yang mengakui didepan saya dan beberapa "mantan teman" di sebuah organisasi kucing di Indonesia bahwa dia tidak pernah "pegang" kucing-kucingnya dan seorang breeder lain yang menurut teman saya juga mengakui hal yang sama dan bisa dilihat kalu kita datang ke cattery-nya sehari-hari.

Breeding rules di organisasi-organisasi kucing seperti FIFe dan CFA mendefinisikan breeder sebagai "pemilik kucing betina saat dipacakkan atau melahirkan".

Namun banyak breeder dan pengurus organisasi kucing yang saya kagumi dan hormati (sayangnya tidak tinggal di Indonesia) mengatakan bahwa kepemilikan dalam dunia cat fancy sebenarnya tidak lebih dari sebuah formalitas di atas kertas.

Dalam praktik sehari-hari mereka mengakui bahwa sebenarnya kucing-kucing merekalah yang menjadi majikan, tuan dari rumah yang mereka beli dengan uang yang didapatkan dari hasil kerja breeder2 tersebut. Untuk semua pelayanan yang didapatkan dari "pelayan-pelayan manusia"nya kucing hanya perlu memberikan cinta dan kebahagiaan dengan cara paling sederhana - menjadi diri mereka sendiri.
Kemudian saya bertanya kepada diri sendiri dan hanya dalam hati. Apakah saya layak disebut seorang breeder? Kalau ya; apa yang bisa membuat saya pantas merasa layak menjadi seorang breeder?
Apakah karena saya "memiliki" kucing-kucing secara legal? Hmm... Saya pikir ini bukanlah jawaban yang bisa menjawab pertanyaan yang diajukan teman saya tadi.
Lalu apa alasan yang tepat?
Saya membersihkan sendiri ruangan "anak-anak" saya, mencuci sendiri tempat makan dan minum mereka, merawat sendiri rambut mereka, memandikan dan mengeringkan mereka sendiri.... Saya mengambil cuti tahunan dari kantor yang menggaji saya setiap bulannya supaya bisa menunggui "anak" saya yang mau melahirkan, menghadirkan bayi-bayi paling lucu yang saya tahu....
Sekitar tiga bulan lalu satu dari tiga bayi kucing yang lahir dari "keponakan" yang tinggal bersama saya karena orang tuanya harus tinggal di luar negeri selama beberapa waktu tidak berhasil bertahan hidup. Setelah saya mengambil cuti selama 10 hari untuk menunggu kehadiran mereka, bangun setiap 2 atau 3 jam untuk memeriksa keadaan ibu mereka, begadang dan membersihkan serta mengeringkan saat mereka terlahir ke dunia.... Saya menyuapi dengan antibiotik yang dicairkan dengan air saat bayi mungil cantik tersebut sakit, menyuapinya susu dengan pipet.... Dan akhirnya saya masih harus bekerja keras belajar merelakan..... Belajar berpikir bahwa inilah kesembuhan yang sudah diberikan Yang Maha Kuasa....
Tapi sebelum saya bisa belajar untuk rela saya tidak malu untuk mengatakan bahwa ada hari-hari berat dimana saya menangis sejadinya.... Bertanya;"Ya Tuhan, apa yang salah dalam cara saya merawatnya?"
Sampai disini, mengingat semua yang saya lalui saya berani mengatakan; ya, saya adalah seorang breeder karena semua yang saya lakukan untuk "anak-anak" saya, untuk "keponakan-keponakan" yang dipercayakan orang-tuanya kepada saya....
Saya seorang breeder karena saya "membeli" status tersebut.... Dengan uang yang saya dapatkan setiap bulannya dari bekerja, dengan tenaga saya, dengan waktu saya..... dan dengan sepenuh hati saya........
Dengan sedikit rasa bangga dan lebih banyak rasa bahagia saya katakan;"yes, I am a cat breeder".

No comments: